Rabu, 20 Juli 2011

Motivasi dari sebuah Karya Film

Tugas mata kuliah : Motivasi Usaha
Dosen : ANDI HIDAYAT MUHMIN

Dengan Hormat,
Sebelumnya saya sebagai penulis blog ini dengan :                                                              
Nama : Keterin Julyakristiani
Nim : 201111079
memanjatkan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan mengucapkan banyak Terima Kasih kepada Bapak Dosen Andi Hidayat Muhmin selaku Dosen Mata Kuliah Motivasi Usaha yang memberikan kesempatan bagi saya untuk menulis suatu Motivasi dari sebuah karya Film. Adapun Karya Film yang membuat Penulis ter-motivasi adalah film yang berjudul “ The Pursuit of Happyness” di bawah blog ini :

The Persuit of Happyness















The Pursuit of Happyness adalah sebuah film biografi buatan tahun 2006 yang menceritakan  True Story ( Kisah Nyata) dari kisah hidup Chris Gardner yang diperankan oleh Will Smith seorang salesman yang berhasil menjadi pialang saham kaya. Film ini disutradarai oleh Gabriele Muccino. Skenarionya ditulis oleh Steve Conrad berdasarkan memoir berjudul sama yang ditulis oleh Gardner bersama Quincy Troupe. Film ini dirilis tanggal 15 Desember 2007 oleh Columbia Pictures.

Sinopsis
Cerita film ini dimulai pada tahun 1981 di San Francisco, California. Linda (Thandie Newton) dan Chris Gardner (Will Smith) hidup di sebuah apartemen kecil bersama anak mereka yang berusia 5 tahun, Christopher (Jaden Smith). Chris adalah seorang salesman yang menghabiskan seluruh tabungan keluarga untuk membeli franchise untuk menjual scanner tulang (Bone Density Scanner) portable. Scanner ini memang mampu menghasilkan gambar lebih baik dari X-ray, tetapi kebanyakan dokter yang ditemui Chris beranggapan bahwa harganya terlalu mahal. Linda, istrinya, bekerja sebagai buruh di sebuah laundry. Keluarga kecil ini mulai terpecah ketika mereka menyadari bahwa mereka tak mampu membayar sewa rumah dan tagihan-tagihan yang semakin menumpuk. Keadaan diperparah oleh kebiasaan Chris yang memarkir mobilnya sembarangan. Karena tak mampu membayar surat tilang, mobil Chris akhirnya disita. Puncaknya, Linda pergi meninggalkan Chris dan pergi ke New York City. Awalnya ia hendak membawa serta Christopher, namun urung atas permintaan Chris.
Dalam keadaan putus asa, Chris tak sengaja berjumpa dengan seseorang yang membawa Ferari warna merah. Chris bertanya kepada orang itu, pekerjaan apa yang ia lakukan sehingga mampu membeli mobil mewah? Orang tersebut menjawab bahwa ia adalah seorang pialang saham. Sejak saat itu Chris memutuskan untuk berkarier sebagai pialang saham.
Chris menerima tawaran magang tanpa dibayar di sebuah perusahaan pialang Dean Witter Reynolds yang menjanjikan pekerjaan bagi peserta magang terbaik. Dalam masa magang yang tak dibayar itu, Chris mulai kehabisan uang. Akhirnya ia diusir dari rumah sewanya dan menjadi tuna wisma. Selama beberapa hari ia tidur di tempat-tempat umum, namun kemudian ia memutuskan untuk tidur di rumah singgah Glide Memorial Church. Karena keterbatasan tempat, mereka harus mengantri untuk mendapatkan kamar. Kadang mereka berhasil, kadang gagal dan terpaksa tidur diluar. Kemiskinan dan ke-tunawisma-an ini semakin mendorong tekad Chris untuk menjalankan tugas dengan giat dan mendapatkan pekerjaan di Dean Witter Reynolds.
Di akhir cerita, Chris berhasil menjadi peserta terbaik dan diterima bekerja di sana. Beberapa tahun kemudian, ia mendirikan perusahaan pialang sendiri, Gardner Rich. Pada tahun 2006, ia menjual sebagian kecil sahamnya dan berhasil mendapatkan jutaan dolar dari penjualan itu.

Biografi Christopher Gardner 















            

            
            
            
            Adalah pemilik dan CEO dari Christopher Gardner International Holdings yang kantornya ada di New York, Chicago dan San Francisco. Mengatasi tantangan tantangan yang maha berat dalam perjalanannya menuju sukses, Gardner adalah pembicara motivasi yang memberikan inspirasi, berbicara tentang kunci pemberdayaan diri, mengalahkan ketidak mungkinan dan memecahkan rutinitas. Gardner adalah juga seorang dermawan yang murah hati dan berdedikasi ke banyak organisasi organisasi amal.
            Cerita menakjuban dari kehidupan Gardner di publikasikan sebagai biografi The Pursuit of Happyness, (Amistad/Harper Collins) pada tanggal 23 Mei 2006, dan menjadi buku dengan penjualan terbaik di New York Times and Washington Post. Gardner juga menjadi inspirasi untuk film The Pursuit of Happyness diterbitkan oleh Columbia Pictures pada tanggal 15 Desember 2006. Film itu #1 pada minggu pertama box office. Will Smith memerankan sebagai Gardner dan menerima Golden Globe, Screen Actors Guild dan nominasi Academy Award untuk peran itu. Gardner adalah associate producer di film tersebut.
            Selalu bekerja keras dan tidak mau menyerah, rangkaian peristiwa di awal tahun decade 1980 membuat Gardner tanpa rumah di San Francisco dan menjadi orang tua tunggal dari anaknya yang masih kecil yang masih belajar berjalan. Tidak ingin menyerahkan anaknya dan mimpinya tentang bebas dari masalah keuangan, Gardner mulai dari dasar. Tanpa koneksi dan tanpa gelar universitas, ia mendapatkan tempat sebagai peserta pelatihan di Dean Witter Reynolds program pelatihan. Sering tinggal di gereja atau kamar mandi di Bay Area Rapid Transit station di Oakland. Gardner adalah satu satunya peserta pelatihan yang ditawari pekerjaan di Dean Witter Reynolds pada tahun 1981. Dia bekerja dari tahun 1983-1987 di Bear Steams & Co., dimana dia menjadi pekerja dengan penghasilan tertinggi, dan kemudian di tahun 1987, dia mendirikan perusahaan broker dengan nama Gardner Rich & Co di Chicago.
            Lahir pada tanggal 9 Februari 1954 di Milwaukee, Wiskonsin, Gardner tidak pernah mengenal ayahnya. Dia tinggal dengan ibunya, Bettye Jean Gardner, yang dia kagumi, dan jika diharuskan tinggal di rumah penampungan. Walaupun dihadang dengan kesulitan hidup dan peristiwa yang menakutkan secara emosi, ibunya menurunkan secara genetik semangat jiwa yang kuat dan memberikan pelajaran kepadanya beberapa pelajaran terhebat di kehidupannya, yang sampai sekarang masih diikutinya. Bettye Jean meyakinkannya bahwa apapun latar belakangnya dan darimana asalnya, ia dapat mencapai apapun tujuan yang ia tetapkan untuk dirinya dengan mengatakan “Jika kamu menginginkan, suatu hari kamu bisa mendapatkan satu juta dollar.” Gardner percaya ini sebagai kenyataan, dan ia perlu menemukan karir yang paling ia minati dengan hasrat menggebu, dan dimana karir itu bisa membuatnya “menjadi kelas dunia dalam sesuatu yang dikerjakannya.”
            Langsung dari SMA, Gardner mendaftar di angkatan laut, sama seperti pamannya, sebagai model yang diikutinya, pernah lakukan. Setelah tugas militer, Gardner pergi ke San Francisco dan mengambil pekerjaan sebagai wiraniaga keliling barang untuk peralatan kedokteran. Kemudian ia sampai pada titik kehidupan yang akan merubah nasibnya. Di tempat parkir, ia bertemu dengan seseorang mengendarai mobil Ferrari berwarna merah. “Ia sedang mencari tempat parkir. Saya berkata ‘Kamu boleh mendapatkan tempat saya, tetapi saya harus bertanya dua pertanyaan.’ Dua pertanyaan itu adalah: Apa pekerjaan kamu? Dan bagaimana kamu melakukannya? Ternyata orang itu adalah seseorang penjual saham dan penghasilannya adalah sebanyak $80.000 sebulan.”
            Kejadian yang sangat mempengaruhi hidupnya itu membuat Gardner mempunyai tujuan karir yang jelas dan dia mulai mengetuk pintu pintu, mendaftar sebagai peserta pelatihan di perusahaan penjual saham walaupun untuk itu ia harus hidup hampir tanpa apapun ketika ia belajar. Ketika ia akhirnya diterima di program pelatihan itu, ia meninggalkan pekerjaannya sebagai wiraniaga penjual peralatan kedokteran. Tetapi rencananya hancur berantakan ketika orang yang menawarkan program pelatihan tersebut dipecat, dan Gardner tidak mempunyai pekerjaan dimana ia bisa kembali bekerja. Kemudian ia dimasukan ke penjara karena tidak bisa membayar denda parkir sebanyak $1,200. Isterinya meninggalkannya dan Gardner, walaupun dengan situasi yang sangat sulit, berjuang untuk terus mempertahankan anaknya karena seperti katanya, “Saya membuat keputusan dalam pikiran saya sebagai anak yang masih muda bahwa jika saya mempunyai anak, maka anak anak harus tahu ayahnya, dan anaknya tidak boleh pergi kemanapun.”
            Akhirnya setelah berjuang untuk masuk sebagai peserta pelatihan di Dean Witter Reynolds, upahnya yang kecil sebagai peserta pelatihan berarti ia, seperti banyak pekerja yang miskin di Amerika, mempunyai pekerjaan tetapi tidak bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. Teman teman kerjanya tidak pernah tahu bahwa ia melewatkan waktu sorenya untuk mencari day care (tempat perlindungan sosial untuk anak atau orang tua), mencari makanan dan tempat yang aman untuk ia dan anaknya tidur. Setelah tinggal di WC terkunci berhari hari di stasiun kereta api di Oakland, Gardner membujuk pendeta Cecil Williams, pendiri program baru untuk perlindungan wanita yang tidak mempunyai rumah di gereja Glide Memorial United Methodist, agar ia dan anaknya bisa tinggal di tempat itu.
            Gardner lulus ujian untuk mendapatkan sertifikat pada tahun 1981 dengan sekali coba. Dia datang awal, pulang lambat dan bekerja dengan telepon hari demi hari untuk mendapatkan pelanggan baru. Dia dan anaknya mendapatkan apartemen dan pada tahun 1983 bergabung dengan Bear, Stearns & Company. Setelah menjadi seorang penjual dengan penjualan tertinggi di San Francisco dan kemudian di New York, Gardner keluar dan membuat perusahaan Gardner Rich & Company, Inc., sebuah institusi perusahaan broker yang spesialisasinya pada penagihan hutang, modal dan produk produk turunan transaksi untuk beberapa institusi terbesar, perencanaan pensiun umum dan serikat serikat pekerja. Perusahaannya telah diperluas dengan Christopher Gardner International Holdings dan sekarang mempunyai proyek usaha bisnis yang sedang dilakukan di Afrika Selatan.
            Gardner mengulurkan tangannya ke banyak program untuk melayani orang tanpa rumah, memberikan waktunya, pertolongan, dan dana. Terbanyak diantaranya adalah gereja Glide United Methodist di San Francisco dan The Cara Program di Chicago. Di Glide, Gardner menolong pengumpulan dana, menyumbangkan pakaian pakaian dan sepatu sepatu, dan berbicara pada pelayanan pelayanan dan acara acara khusus. Dia juga terlibat di sebuah rencana untuk me revitalisasi dan menyediakan perumahan di sekitar Glide. Di Cara, tempat untuk membantu tuna wisma dan di tempat dengan populasi beresiko tinggi seperti Chicago dengan program program pelatihan bekerja dan penempatan, Gardner berbicara di sesi konseling, membantu dengan penempatan pekerjaan, dan juga menyumbangkan pakaian dan sepatu sepatu.
            Gardner melayani sebagai anggota dewan dari National Fatherfood, dimana misinya adalah untuk memajukan kesejahteraan anak anak dengan meningkatkan proporsi anak anak yang sedang tumbuh dengan ayah yang terlibat, bertanggung jawab dan ayah yang berkomitmen. Gardner adalah salah satu dari grup yang menerima penghargaan sebagai Father of the Year Award pada tahun 2002.
            Gardner terutama sekali berkomitment kepada organisasi pendidikan. Dia melayani sebagai anggota dewan dari National Education Foundation dan memberikan sponsor dua penghargaan tahunan: the National Education Association’s National Educational Support Personnel Award and the American Federation of Teachers’ Paraprofessionals and School Related Personnel (PSRP) Award. Dia juga ikut terlibat dengan serikat guru di Chicago, memberikan sponsor untuk aktivitas aktivitas dan piknik atau study tour untuk sekolah public bagi anak anak di Chicago.
            Selain dari penghargaan tahunan sebagai ayah teladan, Gardner juga diberikan penghargaan oleh komisi penyerangan terhadap wanita di Los Angeles(LACAAW) dengan penghargaan 25th Annual Humanitarian Award, dan oleh Continental Africa Chamber of Commerce with the 2006 Friends of Africa Award.
            Cerita yang mengagumkan dari perjuangan Chris Gardner, kepercayaan, jiwa kewirausahaan dan devosi seorang ayah telah melontarkan ia jauh dari kemasyuran yang ia temukan di Wall Street (tempat bursa efek seperti BEJ). Dia telah di wawancarai di acara “Evening News with Dan Rather,” “20/20,” “Oprah,” “Today Show,” “The View,” “Entertainment Tonight,” CNN, CNBC, Fox News Channel dan juga menjadi subjek berita sebagai profil di banyak surat kabar dan majalah termasuk People, USA Today, Associated Press, New York Times, Fortune, Jet, Reader’s Digest, Trader Monthly, Chicago Tribune, San Francisco Chronicle, The New York Post dan the Milwaukee Journal Sentinel. Dia juga menjadi pembicara yang sering dicari.
Gardner tinggal dengan dua anaknya dan menetap di Chicago dan New York.

Pelajaran Berharga Untuk Motivasi dari Film The Persuit of Happyness
           













            Kebahagiaan adalah goal dan tujuan hidup semua orang. Bukankah orang bekerja untuk mencari uang? Ya benar orang bekerja untuk mencari uang, tetapi uang hanyalah tujuan sementara, setelah kita peroleh uang pada akhirnya uang dibelanjakan untuk mencari dan memenuhi tuntutan kepuasan batin atau kebahagiaan
            The Pursuit of Happyness, banyak mengajarkan kepada kita sebuah ikhtiar yang luar biasa dari seorang Chris Gardner yang diperankan oleh aktor kulit hitam William Smith. Awalnya ia hanyalah seorang sales penjual sebuah alat untuk kedokteran yang dibuatnya sendiri. Ia pasarkan produknya ini dengan selalu menentengnya kesana kemari masuk dari dokter satu ke dokter lainnya. Beberapa insiden terjadi padanya dimana alat yg dibuatnya itu dicuri orang.
            Karena penghasilan yang tidak menentu keluarganya menjadi kurang harmonis, selalu saja Chris Gardner ceckcok dengan istrinya, karena jarang sekali Chris membawa pulang uang dan dianggap melakukan pekerjaan yang sia-sia. Mereka dikaruniai satu orang anak laki-laki yang masih kecil. Karena tidak kuat lagi menjalani hidup dengan Chris, istrinya meninggalkannya untuk bekerja di kota lain.
            Dengan tetap bersemangat Chris tetap bekerja dengan keyakinan dirinya. Namun penjualan yang tidak menentu mengakibatkan ia tak mampu membayar pajak dan akhirnya hidup menggelandang dengan anaknya, yang kadang harus diajaknya tidur di toilet stasiun kereta api atau di tempat penampungan gelandangan / tuna wisma.
            Dengan semangat yang gigih akhirnya ia bisa diterima bekerja menjadi calon broker dimana harus magang tanpa dibayar sepeserpun selama 6 bulan. Dengan segala keterbatasannya ia bekerja lebih keras mengatur waktunya. Ia jalani proses magangnya dengan baik, ia lakoni juga tetap menjual sebagai sales alat yg dibuatnya sendiri, ia harus pontang panting mengantri dengan anaknya supaya memperoleh tempat tidur di tempat penampungan tuna wisma. Kadang ia harus berlari menuju kantornya karena sdh tidak uang disakunya untuk naik kendaraan.
            Kegigihan yang luar biasa dan keyakinannya untuk sukses pada akhirnya membuat apa yang diperbuatnya membuat orang bersimpati kepadanya. Walau hidup dengan segala keterbatasan bahkan menggelandang ia tetap sanggup menyelesaikan masa magangnya dengan hasil yang memuaskan. Akhirnya setelah 6 bulan masa magangnya Chris Gardner diangkat menjadi seorang broker dan beberapa tahun kemudian dia berhasil menjadi seorang broker terkenal yang memiliki kekayaan fantastik.
            Film itu mengajarkan kepada kita bahwa usaha dan ikhtiar yang tiada henti pasti akan mendapatkan jalannya. Tangisan dan segala kesedihan yang dialami Chris adalah pemicu motivasi di dalam dirinya untuk berubah ke arah yang lebih baik. Ia terus mengejar dan mengejar sebuah kebahagiaan yang di cita-cita kannya. Ia pun kembali menangis penuh bahagia dan haru saat bisa menjadi broker.
            Terkadang kita terlalu cengeng, mudah patah semangat disaat usaha-usaha yang kita lakukan mengalami jalan buntu. Kita mudah berhenti di saat “belum berhasil” meraih apa yang kita cita-citakan. Kita mudah loyo dan berhenti mengejar kesuksesan di saat kendala mendera kita. Padahal kendala, ke”gagal”an atau ke”belum berhasil”an adalah sebuah pelajaran, sebuah ajang penempaan bagi diri kita untuk menjadi matang di saat telah mencapai kebahagiaan nantinya.
            Mulailah sekarang untuk terus berlari mengejar kebahagiaan, jangan pernah berhenti, jika terjatuh bangkitlah lagi seperti saat anda masih kanak-kanak dan balajar berjalan. Anda tidak pernah berhenti belajar berjalan walaupun sering jatuh bangun saat belajar berjalan. Bukankah anda pernah mengalami keberhasilan di masa kanak-kanak anda dulu. Milikilah kembali semangat kanak-kanak anda dulu, dan saksikan film “the Pursuit of Happyness” sebagai therapy self hypnosis bagi anda.
Kebahagiaan menanti anda … dan kejarlah untuk anda miliki sekarang juga.

Kamis, 14 Juli 2011

Definisi Motivasi

Definisi Motivasi


Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita.
Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau menghindari dari rasa sakit atau kesulitan. Uang bisa menjadi motivasi kenikmatan maupun motivasi menghindari rasa sakit. Jika kita memikirkan uang supaya kita tidak hidup sengsara, maka disini alasan seseorang mencari uang untuk menghindari rasa sakit. Sebaliknya ada orang yang mengejar uang karena ingin menikmati hidup, maka uang sebagai alasan seseorang untuk meraih kenikmatan.

 

Motivasi Diri

Pengertian Motivasi Diri

 
Motivasi Diri adalah sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita tanpa memerlukan bantuan orang lain. Kita memiliki kemampuan untuk mendapatkan alasan atau dorongan untuk bertindak. Proses mendapatkan dorongan bertindak ini pada dasarnya sebuah proses penyadaran akan keinginan diri sendiri yang biasanya terkubur. Setiap orang memiliki keinginan yang merupakan dorongan untuk bertindak, namun seringkali dorongan tersebut melemah karena faktor luar. Melemahnya dorongan ini bisa dilihat dari hilangnya harapan dan ketidak berdayaan.

Memotivasi diri adalah proses menghilangkan faktor yang melemahkan dorongan kita. Rasa tidak tidak berdaya dihilangkan menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Sementara harapan dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan bahwa apa yang diinginkan bisa kita capai. Dengan demikian jika sebuah sumbat motivasi (dalam hal ini ketidak berdayaan dan tanpa harapan) dihilangkan, maka aliran energi dalam tubuh kita bisa mengalir kembali.

Membangun impian adalah salah satu cara memotivasi diri sendiri. Namun, membangun impian bisa tidak berguna jika hambatan-hambatan pada diri sendiri masih ada. Inilah mengapa banyak orang yang tidak mau bermimpi, sebab ada sebuah faktor yang masih belum diselesaikan, yaitu faktor keberdayaan. Jadi, sebaiknya sebelum kita membangun mimpi, kita harus membangin rasa percaya diri terlebih dahulu. Jika tidak, membangun impian bisa percuma. Buat apa mimpi besar jika kita tidak percaya diri untuk mencapainya?

Impian yang besar tanpa kepercayaan diri seperti mimpi di siang bolong, angan-angan, atau khayalan belaka. Mereka mengatakan ingin, tapi tidak ada tindakan yang terjadi. Hanya ada dua penyebab, harapan meraih mimpi yang tidak ada dan/atau mereka merasa tidak mampu meraih impian tersebut.

 

Teori Motivasi

Banyak orang yang mencoba menjelaskan bagaimana semua motivasi bekerja. Berikut adalah beberapa diantaranya:
  • Teori Insentif. Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan bergerak atau mengambil tindakan karena ada insentif yang akan dia dapatkan. Misalnya, Anda mau bekerja dari pada sampai sore karena Anda tahu bahwa Anda akan mendapatkan intensif berupa gaji. Jika Anda tahu akan mendapatkan penghargaan, maka Anda pun akan bekerja lebih giat lagi. Yang dimaksud insentif bisa tangible atau intangible. Seringkali sebuah pengakuan dan penghargaan, menjadi sebuah motivasi yang besar.
  • Dorongan Bilogis. Maaf, yang dimaksud bukan hanya masalah seksual saja. Termasuk didalamnya dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah pemicu atau rangsangan, tubuh kita akan bereaksi. Sebagai contoh, saat kita sedang haus, kita akan lebih haus lagi saat melihat segelas sirup dingin kesukaan Anda. Perut kita akan menjadi lapar saat mencipum bau masakan favorit Anda. Bisa dikatakan ini adalah dorongan fitrah atau bawaan kita sejak lahir untuk mempertahankan hidup dan keberlangsungan hidup.
  • Teori Hirarki Kebutuhan Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga kita mengenal hirarki kebutuhan Maslow. Teori ini menyajikan alasan lebih lengkap dan bertingkat. Mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan kemanan, kebutuhan akan pengakuan sosial, kebutuhan penghargaan, sampai kebutuhan akan aktualisasi diri.
  • Takut Kehilangan vs Kepuasan. Teori ini mengatakan bahwa apda dasarnya ada dua faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan dan demi kempuasan (terpenuhinya kebutuhan). Takut kehilangan adalah adalah ketakutan akan kehilangan yang sudah dimiliki. Misalnya seseorang yang termotivasi berangkat kerja karena takut kehilangan gaji. Ada juga orang yang giat bekerja demi menjawab sebuah tantangan, dan ini termasuk faktor kepuasan. Konon, faktor takut kehilangan lebih kuat dibanding meraih kepuasan, meskipun pada sebagian orang terjadi sebaliknya.
  • Kejelasan Tujuan Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan)

 

16 Hasrat Dasar Manusia

Dalam sebuah penelitian, ada 16 hasrat dasar yang mengatur hidup manusia.

Sumber: Reiss, Steven (2000), Who am I: The 16 basic desires that motivate our actions and define our personalities, New York: Tarcher/Putnam, pp. 288, ISBN 1-58542-045-X

16 hasrat tersebut adalah:
  1. Kebutuhan untuk disetujui.
  2. Kebutuhan untuk berpikir.
  3. Kebutuhan untuk makan.
  4. Kebutuhan untuk berkeluarga.
  5. Kebutuhan untuk dihormati.
  6. Kebutuhan akan terwujudnya idealisme.
  7. Kebutuhan akan kebebasan.
  8. Kebutuhan akan keteraturan.
  9. Kebutuhan akan latihan fisik.
  10. Kebutuhan akan kekuasaan.
  11. Kebutuhan akan romantisme
  12. Kebutuhan akan menyimpan atau mengkoleksi.
  13. Kebutuhan akan relasi yang baik.
  14. Kebutuhan akan status.
  15. Kebutuhan akan keamanan.
  16. Kebutuhan akan balas dendam.

Pengertian Spiritual

Spiritualitas adalah hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha pencipta, tergantung dengan kepercayaan yang dianut oleh individu.
Menurut Burkhardt (1993) spiritualitas meliputi aspek-aspek :
1)      Berhubungan dengan sesuatau yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan,
2)      Menemukan arti dan tujuan hidup,
3)      Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri,
4)      Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang maha tinggi.
Mempunyai kepercayaan atau keyakinan berarti mempercayai atau mempunyai komitmen terhadap sesuatu atau seseorang. Konsep kepercayaan mempunyai dua pengertian. Pertama kepercayaan didefinisikan sebagai kultur atau budaya dan lembaga keagamaan seperti Islam, Kristen, Budha, dan lain-lain. Kedua, kepercayaan didefinisikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan Ketuhanan, Kekuatan tertinggi, orang yang mempunyai wewenang atau kuasa, sesuatu perasaan yang memberikan alasan tentang keyakinan (belief) dan keyakinan sepenuhnya (action), harapan (hope), harapan merupakan suatu konsep multidimensi, suatu kelanjutan yang sifatnya berupa kebaikan, dan perkembangan, dan bisa mengurangi sesuatu yang kurang menyenangkan. Harapan juga merupakan energi yang bisa memberikan motivasi kepada individu untuk mencapai suatu prestasi dan berorientasi kedepan. Agama adalah sebagai sistem organisasi kepercayaan dan peribadatan dimana seseorang bisa mengungkapkan dengan jelas secara lahiriah mengenai spiritualitasnya. Agama adalah suatu sistem ibadah yang terorganisir atu teratur.
Definisi spiritual setiap individu dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan. Spiritualitas juga memberikan suatu perasaan yang berhubungan dengan intrapersonal (hubungan antara diri sendiri), interpersonal (hubungan antara orang lain dengan lingkungan) dan transpersonal (hubungan yang tidak dapat dilihat yaitu suatu hubungan dengan ketuhanan yang merupakan kekuatan tertinggi). Adapun unsur-unsur spiritualitas meliputi kesehatan spiritual, kebutuhan spiritual, dan kesadaran spiritual. Dimensi spiritual merupakan suatu penggabungan yang menjadi satu kesatuan antara unsur psikologikal, fisiologikal, atau fisik, sosiologikal dan spiritual.
Kata spiritual sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Untuk memahami pengertian spiritual dapat dilihat dari berbagai sumber. Menurut Oxford English Dictionary, untuk memahami makna kata spiritual dapat diketahui dari arti kata-kata berikut ini : persembahan, dimensi supranatural, berbeda dengan dimensi fisik, perasaan atu pernyataan jiwa, kekudusan, sesuatu yang suci, pemikiran yang intelektual dan berkualitas, adanya perkembanga pemikiran danperasaan, adanya perasaan humor, ada perubahan hidup, dan berhubngan dengan organisasi keagamaan. Sedangkan berdasarkan etimologinya, spiritual berarti sesuatu yang mendasar, penting, dan mampu menggerakkan serta memimpin cara berpikir dan bertingkah laku seseorang.
Berdasarkan konsep keperawatan, makna spiritual dapat dihubungkan dengan kata-kata : makna, harapan, kerukunan, dan sistemkepercayaan (Dyson, Cobb, Forman,1997). Dyson mengamati bahwa perawat menemukan aspek spiritual tersebut dalam hubungan dengan seseorang dengan dirinya sendiri, orang lain dan dengan Tuhan. Menurut Reed (1992) spiritual mencakup hubungan intra, inter, dan transpersonal. Spiritual juga diartikan sebagai inti dari manusia yang memasuki dan mempengaruhi kehidupannya dan dimanifestasikan dalam pemikiran dan perilaku serta dalam hubungannya dengan diri sendiri, orang lain, alam ,dan Tuhan (Dossey & Guazetta, 2000).
Para ahli keperawatan menyimpilkan bahwa spiritual merupakan sebuah konsep yang dapat diterapkan pada seluruh manusia. Spiritual juga merupakan aspek yang menyatu dan universal bagi semua manusia. Setiap orang memiliki dimensi spiritual. Dimensi ini mengintegrasi, memotivasi, menggerakkan, dan mempengaruhi seluruh aspek hidup manusia.